Data Mengkhawatirkan Penyelundupan di RI dengan Transaksi Triliunan

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, mengungkapkan data mengenai transaksi penyelundupan di Indonesia selama empat tahun terakhir, yang mencapai angka triliunan rupiah. Informasi ini disampaikan dalam konferensi pers di Kantor Bea Cukai, Jakarta Timur, pada Kamis, 14 November 2024, yang juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Perincian Data Penyelundupan:

• Total Transaksi Penyelundupan: Rp 216 triliun dalam 4 tahun terakhir.

• Pemetaan Modus Operandi: Meliputi ketidaksesuaian dokumen, ekspor impor ilegal, penyalahgunaan free trade zone, dan mekanisme pencucian uang.

Tindakan Penindakan:

• Penindakan Berhasil: Sebanyak 213 penindakan selama tahun ini oleh desk penyelundupan, melibatkan produk seperti garmen, tekstil, rokok, minuman keras, narkotika, dan lainnya.

Barang Bukti Penindakan:

• Narkotika termasuk 23 kg ganja kering dan 19,9 kg sabu.

• Minuman keras.

• Mesin motor Harley ilegal.

• Motor listrik ilegal.

Langkah Pemerintah:

• Pembentukan 7 Desk: Termasuk desk penyelundupan, desk pencegahan korupsi, dan desk keamanan siber, sebagai tindak lanjut dukungan terhadap program Presiden.

Statistik Penindakan 2024 oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai:

• Total Penindakan Hingga November: 31.275 kali.

• Potensi Kerugian Negara: Rp 3,9 triliun.

• Rincian Penindakan:

• Impor: 12.495 kasus dengan nilai Rp 4,6 triliun, dominan pada tekstil.

• Ekspor: 382 kasus termasuk benih lobster senilai Rp 163,7 miliar.

• Cukai Rokok: 710 juta batang rokok disita.

• Lainnya: Termasuk pasir timah, tekstil, dan produk tekstil.

Mewakili upaya pemberantasan, data ini mencerminkan komitmen untuk melindungi devisa negara dan mengoptimalkan tata kelola perdagangan, termasuk melalui penindakan yang dilakukan secara terus-menerus oleh otoritas terkait.